Senin, 07 September 2009

Seleksi Guru Baru Diperketat

JAKARTA-Seleksi menjadi guru baru di masa mendatang akan lebih diperketat seiring dengan banyaknya kasus-kasus malapraktik yang dilakukan oleh guru akibat rendahnya kemampuan guru melakukan penyesuaian diri pada lingkungan sekolah.”Kita sudah dengar banyaknya kasus bullying atau berupa tindakan yang membuat seseorang merasa teraniaya yang dapat dilakukan antara lain oleh guru kepada siswanya di lingkungan sekolah sehingga siswa merasa terancam. Tindakan itu dapat dikategorikan sebagai malapraktik,” kata Kepala Subdit Program Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Abi Sujak, baru-baru ini.Untuk meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proses seleksi guru, Direktorat Tenaga Kependidikan telah mempersiapkan program induksi berbasis sekolah dalam proses perekrutan guru baru di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Dia mengharapkan, guru baru sebelum terjun langsung mengajar di kelas harus melewati proses penyesuaian selama satu tahun sehingga guru harus benar-benar siap dan profesional.”Guru merupakan profesi sehingga dalam melaksanakan tugasnya harus profesional. Untuk itu, sudah disiapkan sejumlah pendekatan bagi guru pemula untuk seleksi di seluruh Indonesia yang akan melibatkan para stakeholder, yakni kepala daerah, dinas pendidikan, sekolah, dan sebagainya,” katanya.Implementasi Sementara itu, Konsultan Program Induksi dari LPTK UNJ, Edi Rachmat, yang mendampingi Abi Sujak mengatakan, program induksi akan diimplementasikan terutama kepada guru pemula yang jumlahnya mencapai sekitar satu juta guru dalam 15 tahun ke depan.”Dalam tiga tahun yang akan datang, sebanyak 222.343 guru akan pensiun, dalam sepuluh tahun ke depan 470.000 guru, dan pada tahun 2015 sebanyak 890 ribu guru,” kata Edi.Ia menjelaskan, kesempatan untuk meningkatkan kualitas guru bisa dimulai secepatnya dengan memberikan bekal yang memadai untuk mengajar di depan kelas sehingga siswa yang dihasilkan juga berkualitas. Lebih lanjut Abi Sujak menambahkan, program induksi bagi guru pemula dimaksud pula untuk memperbaiki kondisi siswa karena dari sebuah hasil penelitian anak-anak di masa prasekolah bisa berperilaku ceria tetapi setelah masuk SD menjadi pasif dan penakut.”Program ini mengajarkan guru untuk mampu menanamkan ‘mimpi’ dan memahami keinginan peserta didik bukan kemauan guru. Kami berharap program induksi ini sudah dapat diimplementasi mulai tahun 2010 setelah disiapkan payung hukum serta kesiapan tenaga pelaksana,” ujar Abi Sujak. (ant-45)

Sumber: Suara Merdeka 3 Sept 2009

Tidak ada komentar: