Sabtu, 17 Maret 2012

PELANTIKAN KEPALA SEKOLAH

Pada hari Rabu Tanggal 14 Maret 2012 telah Dilaksanakan Pelantikan Jabatan Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK, Eselon III dan IV BPBD Kabupaten Brebes bertempat di Pendopo Kabupaten Brebes
Sumber : Web Brebes.go.id

(Download Lampiran SK di sini)

Selasa, 13 Maret 2012

Siswa Adu Cepat Jualan Produk Minuman

Ada-ada saja cara Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes untuk menggairahkan semangat wirausaha siswa.Berdalih kegiatan lomba Marketing Competition,instansi ini meminta siswa SMA/SMK untuk berjualan.
Meskipun bertujuan positif,program ini menimbulkan kritik di kalangan pendidik.Seperti apa reaksinya? Informasi yang mengemuka di masyarakat, para siswa harus menjual salah satu produk minuman. Masing-masing siswa menjajakan dua pak minuman senilai Rp90.000.Produk itu diberikan oleh penyelenggara, yaitu Dinas Pendidikan dan pihak rekanan kepada sekitar 41 SMA dan SMK se- Kabupaten Brebes.Sementara jumlah pesertanya tiap sekolah antara 75–300 siswa.
Tercatat,jumlah siswa yang sedianya ikut mencapai sekitar 9.276 orang.Mereka diharuskan menjual produk dengan waktu lomba 8 Maret–26 Maret 2012. Informasi ini dibenarkan Wakil Kepala SMA Negeri 2 Brebes Bagian Kesiswaan Zainudin.”Kami diminta menyerahkan 200 orang nama siswa sebagai peserta lomba,” katanya ditemui di SMA Negeri 2 Brebes,kemarin. Sekolah tidak mengetahui jenis lomba yang dimaksud. Sebab,dinas hanya meminta nama peserta.
Pihaknya juga baru mengetahui kalau lomba yang dimaksud adalah lomba Marketing Competition. Padahal dikira lomba adu kecerdasan,sehingga nama siswa yang diikutkan merupakan siswa IPA. Sekolah juga telah mendapatkan sosialisasi terkait lomba tersebut. ”Masak siswa disuruh jualan. Kalau siswa SMK mungkin lebih pas,”kritiknya. Salah satu siswa SMA Negeri 2 Brebes Ainun MakhabbahYuliani menilai, siswa hanya mengerjakan apa yang diminta sekolah.
”Kami hanya menjual produk minuman suplemen,”ujarnya. Dikonfirmasi hal ini, Sekretaris Dinas Dinas Pendidikan Brebes Triwulan Purnamaningsih mengatakan, dasar penyelenggaraan lomba itu ialah ingin menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa. Dinas Pendidikan juga tidak ada maksud untuk memanfaatkan siswa menjual suatu produk dengan tendensi macam-macam.
”Murni hanya untuk memberi ilmu kewirausahaan,”ujarnya. Teknis lombanya,setiap siswa yang berhasil menjual produk dalam waktu dua pekan dan habis,maka akan mendapat penghargaan.Di antaranya berupa penghargaan pemberian sertifikat,sepeda motor, laptop,dan lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Brebes Angkatno berjanji akan mengecek kembali penyelenggaraan lomba kalau dianggap ada yang kurang pantas. ”Kami periksa kembali untuk dievaluasi.Kalau tidak ada untungnya,kami secepatnya mengubah,”ujarnya.

Sumber : Harian Seputar Indonesia

Kabupaten Brebes Terima Bantuan 25 Miliar untuk Rehabilitasi Sekolah

Brebes, Jawa Tengah - Sebanyak 501 ruang kelas di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, akan direhabilitasi tahun 2012 ini. Seluruh ruang kelas tersebut didata dari 126 Sekolah Dasar (SD) di Brebes, Jawa Tengah.
Bantuan rehabilitasi diserahkan secara simbolis oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada Wakil Bupati Brebes, Idza Priyanti. Adapun bantuan yang diserahkan Mendikbud adalah sebesar Rp25.930.489.000.
"Dari 800 ruang kelas yang rusak, 500 di antaranya sudah kita bereskan. Tiga ratus lagi pasti diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Brebes," ujar Mendikbud usai meresmikan STKIP dan STIE Islam, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/03).
Setelah menyerahkan bantuan, Mendikbud dan Wakil Bupati Brebes langsung meninjau salah satu sekolah yang akan direhabilitasi. Sekolah dengan 186 siswa, SD Margadadi 2 Brebes, akhirnya menjadi target tinjauan.
Kondisi sekolah tersebut memang sudah tidak layak. Atapnya yang terbuat dari anyaman bambu tampak sudah bolong, dan bocor di kala hujan. Siswa tidak lagi belajar di bangunan tersebut. Mereka diungsikan untuk sementara ke madrasah ibtidaiyah terdekat. "Kalau lahannya masih cukup, sekolah yang lama jangan dirobohkan, dijadikan museum saja," ujar Mendikbud kepada para guru di sekolah tersebut. (AR)
Sumber : Kemendikbud

Minggu, 11 Maret 2012

NILAI KOMPETENSI GURU SD BURUK


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengungkapkan, nilai rata-rata sementara hasil uji kompetensi awal (UKA) guru tidak memuaskan. Pasalnya, dari hasil pemindaian yang baru berjalan 82 persen , menunjukkan bahwa nilai rata-rata guru SD hanya mencapai angka 35 dari 100 soal yang dikerjakan.
"Per hari ini, pemindaian nilai UKA baru mencapai 82 persen. Dari data yang ada sementara, saya semakin yakin tentang pentingnya UKA ini. Kenapa? Ketahuan semua kualitas dan kompetensi kawan-kawan kita. Ada yang dapat nilai 100, ada yang dapat 10, ada yang dapat 30, ada yang dapat 15. Bahkan, guru SD rata-rata nilainya hanya 35, dan guru IPA/IPS rata-rata nilainya hanya 46," ungkap Nuh kepada JPNN di ruang kerjanya, Kamis (8/3).
Dari hasil nilai UKA sementara itu, lanjut Nuh, juga dapat diketahui daerah-daerah yang memiliki guru berkualitas dan tidak. Ia menyebutkan, daerah-daerah yang memiliki nilai rata-rata UKA tertinggi sementara, antara lain Sukabumi, Magelang, Pasuruan, Rembang, Surakarta, Denpasar, dan Banyumas. Sedangkan daerah yang nilai rata-rata sementara terendah antara lain, Sumba Tengah, Papua, Morotai, Barito, Mentawai, dan Maluku.
"DKI Jakarta yang ibukota saja tidak masuk di jajaran nilai rata-rata tertinggi. Ini baru nilai sementara. Pokoknya, nanti tanggal 18 Maret, saya akan beberkan semuanya. Biar semua tahu bagaimana nilai para guru kita ini. Saya rasa dua hari ke depan pemindaian hasil UKA sudah bisa capai 100 persen," jelasnya.
Sementara dari ukuran usia guru, mantan Menkominfo ini memaparkan bahwa guru usia tua tidak terbukti bernilai buruk. Pasalnya, berdasarkan data sementara ini ditunjukkan bahwa 82 persen dari jumlah guru usia antara 25 - 55 tahun dinyatakan lulus UKA.
"Justru guru yang yang usia di bawah 25 tahun yang sementara berjumlah 172 orang, 41 orangnya tidak lulus UKA. Dari data ini menunjukkan bahwa pihak yang menilai guru tua tidak mampu mengerjakan soal ujian itu salah. Mereka buktinya sebagian besar lulus UKA meskipun ini baru hasil sementara," tukasnya.
Bahkan, jika dipetakan berdasarkan jurusan sarjana masing-masing guru yang mengikuti UKA, ternyata guru-guru itu rata-rata tidak sebidang dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah. "Misalnya, sarjana pertanian mengajar matematika. Sarjana ekonomi mengajar Bahasa Indonesia. Ketahuan semua kan?" Serunya.
Maka dari itu, dengan adanya hasil sementara ini tidak menutup kemungkinan bahwa kuota sertifikasi guru tahun 2012 sebanyak 250 ribu ini tidak akan terpenuhi. "Ya tidak apa-apa jika tidak terpenuhi. Tidak boleh dipaksanakan. Kalau memang ada sisa kuota, biarin saja. Masa harus dipaksakan penuh? Padahal kualitas gurunya tidak sesuai," jelasnya.
source : JPNN