Kamis, 09 Juli 2009

Pendidikan

Mendiknas Tak Cuma Pimpin Departemen

SEMARANG - Berbagai pihak melontarkan harapan akan profil menteri pendidikan nasional (mendiknas). Setelah mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Daoed Joesoef, kini giliran Ketua Umum PGRI Dr Sulistiyo MPd mengemukakan harapan.

Dia menyatakan siapa pun yang kelak menjabat menteri pendidikan semestinya tak sekadar berbekal kemampuan memimpin departemen. "Akan tetapi harus memiliki ideologi pendidikan," kata dia, kemarin.

Dia menyatakan prihatin atas hasil pendidikan yang sudah tercapai saat ini. Termasuk, yang berkait dengan beberapa kebijakan menteri, antara lain ujian nasional. "Ujian nasional sangat kering dari nilai-nilai budaya," ujar dia.

Konsep ujian nasional, kata dia, hanya terpaku pada pendidikan intelektual. Padahal, berdasar UUD 1945 dalam pendidikan bukan sekadar mengedepankan aspek intelektual.

Melainkan lebih pada pendidikan komprehensif. Itulah pendidikan yang mencakup kecerdasan dengan kandungan nilai-nilai sosial. "Itu yang belum bisa digarap sampai sekarang," kata dia.
Lebihi Menteri Karena itulah, seperti Daoed Joesoef, dia menyayangkan pemisahan kebudayaan dari lingkup departemen pendidikan. Pemisahan tersebut justru membuat nilai-nilai sosial makin hilang dan karakter bangsa meluntur. "Jika begitu sulit mencapai kualitas pendidikan seperti diharapkan."

PGRI, tutur dia, sudah mengajukan usulan ke para calon presiden berkait dengan profil menteri pendidikan. Selain memiliki ideologi pendidikan, menteri pendidikan harus memiliki kompetensi dan keahlian.

Selain itu, kebudayaan perlu dimasukkan dalam bidang pendidikan.
"Karena, bagaimanapun pendidikan makin kering ketika dipisahkan dari pendidikan," ucap dia.

Dia juga mengkritik kinerja Badan Standar Nasional Pendidikan. Kinerja lembaga tersebut dalam beberapa hal termasuk berlebihan. "Bahkan berkesan melebihi wewenang menteri pendidikan," ujar Rektor IKIP PGRI Semarang itu. (H31-53)
 

(Sumber Suara Merdeka, Jum'at, 10 Juli 2009)





Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.

Berita KPU

KPU Luncurkan Tabulasi Nasional Pemilu via SMS

Jakarta,mediacenter.kpu.go.id--Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi menayangkan hasil tabulasi nasional pemilu via SMS  pada Rabu malam. Dalam konferensi pers kemarin malam anggota KPU yang menjadi ketua pokja teknologi informasi Abdul Aziz mengatakan Tabulasi Nasional Pemilu via SMS merupakan kerja sama antara KPU dengan Internastional Foundation for Electoral System (IFES). "IFES mendukung semua aspek sampai Tabulasi Nasional Pemilu via SMS berjalan dengan baik," ujar Abdul Aziz.

Aziz mengatakan Tabulasi Nasional Pemilu via SMS bertujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada publik mengenai hasil pemungutan dan penghitungan suara. Namun, kata Aziz, Tabulasi Nasional Pemilu via SMS, bersifat sementara dan  tidak bisa dijadikan sebagai referensi hasil penghitungan resmi. "Penghitungan resmi dan rekapitulasinya akan dilakukan oleh KPU secara berjenjang yang akan dilakukan pada tanggal 22-24 Juli 2009, " tutur Aziz yang juga didampingi anggota KPU lainnyaAndi Nurpati, kordinator IT KPU dari BPPT Husni Fahmi serta perwakilan IFES Rio Garta dan Anhar.

Rio Garta mengatakan untuk tabulasi sms Pilpres 2009 ini tidak semua KPPS mengirim datanya. Dari sekitar 450 ribu TPS, yang tercatat terdaftar hanya sekitar 104 ribu TPS. Itu berarti, sekitar 20 persen dari jumlah keseluruhan TPS. "Hampir semua TPS di setiap provinsi tercatat sebagai pendaftar, kecuali provinsi Sulawesi Selatan dan Maluku," tutur Rio.

Menurut Andi Nurpati, dalam hal ini KPU hanya mengirimkan surat edaran ke KPU kabupaten/kota agar petugas KPPS mendaftar sebagai pengirim data hasil pemungutan dan penghitungan suara. Jadi, KPU tidak memaksa mereka untuk mendaftar. "KPPS yang tidak mendaftar mungkin karena tidak ada jaringan Telkomsel di daerahnya mengingat dalam penyelenggaraan tabulasi sms Pilpres 2009 ini, IFES bekerja sama dengan Telkomsel, " kata Andi.

Rencananya, menurut Husni Fahmi penayangan tabulasi sms pilpres ini akan berlangsung selama dua hari. Mulai kemarin malam hingga mala mini (9 Juli).  Sampai siang ini jumlah suara  yang masuk sudah mencapai 18. 715.908 suara. Untuk sementara posisi SBY-Boediono tetap unggu. Disusul pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto.

(Sumber Media Center KPU, Jum'at 10 Juli 2009)



Pamer gaya dengan skin baru yang keren.
Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang!

Rabu, 08 Juli 2009

SBY-BUDIONO UNGGUL DI JATENG

SBY-Boediono Unggul di Jateng

SEMARANG- Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono sementara unggul di Jateng. Berdasarkan hasil penghitungan suara sementara KPU hingga pukul 22.00, pasangan nomor dua ini memperoleh 513.461 suara atau 53,84%. Urutan kedua, Mega-Prabowo 359.708 suara (31,71%) disusul JK-Wiranto 80.598 (8,45%).

Perolehan suara itu berdasarkan kiriman via SMS dari masing-masing Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang ditunjuk menjadi sampel. ''Jadi memang ketua KPPS yang ditunjuk sebagai sampel mengirimkan hasil perolehan suara langsung ke pusat. Kami hanya sekadar menyajikan data,'' kata Ketua KPU Jateng Ida Budhiati, semalam.
Perolehan Sementara Dari situs KPU, www.mediacenter. kpu.go.id, sementara baru masuk 25 kabupaten/kota. Dari daerah itu SBY-Boediono unggul di 23 kabupaten/kota. Dua lainnya yakni Sragen dan Pati, pasangan Mega-Prabowo berhasil mencuri angka kemenangan. Di Sragen, Mega memperoleh 26.588 suara (48%), SBY 24.023 (43%) dan JK 4.030 suara (7,3%). Di Pati, Mega 41.320 (49,5%), SBY 37.394 (44,8%) dan JK 4.677 (5,01%).

Sedangkan perolehan suara SBY di 23 kabupaten/kota, rata-rata memperoleh lebih kurang 50%. Bahkan di daerah-daerah yang menjadi basis PDI-P pun, justru pasangan itu mengungguli Mega-Prabowo. Di kandang PDI-P seperti Banyumas SBY memperoleh 16.640 suara (50,1%), Mega 13.885 (41,8%) dan JK 2.689 suara (8,1%). Di Kebumen SBY peroleh 3.026 suara (56,04%), Mega 1.920 (35,56%) dan JK 454 suara (8,41%). Di Grobogan, SBY mendapat 97.980 (55,01%), Mega 67.574 (37,9%) dan JK 12.550 (7,05%).

Sementara di Wonogiri pun SBY memperoleh 24.571 (55,6%), Mega 16.982 (38,4%) dan JK 2.587 (5,87%). Klaten SBY juga unggul dengan 2.154 (49,77%), Mega 1.948 (45,01%) dan JK 2.587 (5,87%). Bukan hanya di kandang banteng, di basis Golkar pun SBY unggul dan JK tertinggal. Di Purworejo, JK hanya mendapat 4.654 suara (8,39%), SBY 35.211 suara (63,47%) dan Mega 15.614 suara (28,14%). 

Ida menandaskan, angka-angka itu merupakan kiriman SMS dari KPPS yang ditunjuk menjadi sampel penghitungan cepat KPU. ''Jadi hanya beberapa saja yang dijadikan sampel, bukan secara keseluruhan,'' tandas dia.

Secara menyeluruh jalannya pilpres di Jateng, lanjut Ida Budhiati berjalan lancar. Namun terjadi ketegangan di Kabupaten Boyolali, khususnya di Dusun Jaten, Desa Mojo, Kecamatan Andong. Ada kasus penodongan terhadap ketua KPPS setempat setelah itu membakar DPT. ''Oleh kepolisian sudah bisa diamankan. Berdasarkan laporan sementara, adalah orang gila. DPT pun bisa diselematkan,'' katanya.
Kumpulkan Data Sementara itu, Koordinator Tim Kampanye Daerah (Kamda) Jateng SBY-Boediono, Ali Mufiz, mengatakan hingga semalam, SBY-Boediono unggul di sejumlah daerah. Tim Kamda Jateng melakukan penghitungan suara dari saksi di TPS, untuk diteruskan ke koordinator desa (kordes), dari kordes dilaporkan ke kecamatan, lalu dikirim ke tim kampanye tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional.

''Laporan yang masuk di banyak TPS, SBY-Boediono unggul. Soal persentase perolehan suara dan daerah mana saja di 35 kabupaten/kota se-Jateng, kami belum bisa memberikan gambaran. Pada hari ketiga saya kira semua sudah bisa diketahui,'' kata Ali Mufiz, semalam.

Sementara itu, Ketua Tim Sukses JK-Win Jateng Bambang Sadono belum bisa menyikapi hasil perolehan suara. Pasalnya data yang masuk pada dirinya belum bisa dijadikan kesimpulan untuk menentukan sikap politik. ''Belum, masih kisaran 10-20%. Angka ini masih prematur untuk disimpulkan,'' katanya.

Mesin politik baik dari Partai Golkar, Hanura, dan tim relawan masih menghimpun data di lapangan.''Kami akan bersikap kalau data yang masuk sudah mencapai 50%,'' katanya.

Sekretaris Tim Sukses Mega-Prabowo MG Nuniek Sri Yuningsih juga belum bisa bersikap. Jajaran tim sukses kabupaten/kota masih terus mendata hasil yang tersebar di masing-masing TPS. Sementara ini pasangan nomor satu, menang di Pemalang dan Rembang. Namun belum bisa menyebutkan angkanya. ''Informasi baru di dua daerah itu. Angkanya masih kami mintakan,'' ungkap Sekretaris DPD PDI-P Jateng ini.

Nuniek enggan berkomentar terkait quick count di televisi. ''KPU-nya belum umumkan perolehan suara, kok sudah mengklaim menang atau kalah. Kami akan bersikap bila data kami masuk 100%,'' tandasnya.

Baginya, Jateng tetaplah kandang banteng. Ia melihat proses pilpres kali ini banyak kucuran uang yang beredar di masyarakat. ''Kami hanya kaus. Pihak lainnya kaus dan uang, kalau begini mana tahan,'' tandasnya.

Anggota Tim Pemenangan pasangan Mega-Prabowo Agustina Wilujeng mengakui, perolehan suara Mega-Pro di Jateng jauh dari target. Dari target perolehan suara minimal 40%, sampai penghitungan suara semalam, pasangan baru mendapatkan sekitar 30%.

''Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya adanya gerakan memenangkan SBY yang dilakukan oleh kader-kader PDI-P di daerah. Mereka membelot dan mendukung SBY,'' ujarnya.

Dia menyebut, ada dua kepala daerah dari PDI-P melakukan gerakan memenangkan SBY. ''Kedua Bupati itu akan diusulkan untuk diberhentikan dari jabatan sebagai ketua DPC PDI-P. Ini bagian dari reward and punishment partai,'' tegasnya.(H7,H37,H55-76)

SUMBER SUARA MERDEKA, 9 JULI 2009


Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

PILPRES LANCAR

PILPRES LANCAR PELAKU EKONOMI SIAP EKSPANSI

/

JAKARTA, KOMPAS.com — Kalangan perbankan dan ekonom menyambut positif lancarnya pelaksanaan pemilu presiden yang diperkirakan akan dimenangi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono. Perbankan menilai, kini saatnya seluruh pelaku ekonomi Indonesia bersiap berekspansi.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional Sigit Pramono, Rabu (8/7) di Jakarta, menjelaskan, hasil pilpres yang ada jelas lebih mempersingkat jangka waktu atas timbulnya risiko ketidakpastian.
"Yang jelas, sikap 'menunggu' atau wait and see dari para pelaku usaha akan berubah dengan sikap bergegas memanfaatkan peluang. Jelas hal ini menimbulkan sentimen positif dan optimisme baru di kalangan pengusaha sehingga perekonomian ada kemungkinan tumbuh lebih tinggi," kata Sigit.
Menurut Sigit, dengan pilpres yang sukses, negara dan para pelaku ekonomi bisa lebih banyak memiliki waktu untuk menutupi ketertinggalan pencapaian target pada semester I-2009.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara menilai hasil pilpres akan menimbulkan sentimen positif bagi fundamental ekonomi karena dunia usaha menjadi lebih pasti untuk memulai ekspansi. "Bank bisa mulai menyalurkan kredit lebih signifikan sehingga perekonomian lebih cepat," kata Mirza.
Hasil pilpres sejauh ini memang menjadi satu-satunya faktor yang ditunggu pelaku usaha untuk memulai ekspansi mengingat faktor lainnya sudah sangat kondusif. Suku bunga acuan BI, misalnya, sudah rendah, sebesar 6,75 persen, seiring level inflasi yang diperkirakan bisa di bawah 5 persen tahun ini.
Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono mengatakan, hasil pilpres akan direspons positif oleh pasar. "Sukses pilpres ini akan diikuti dengan gelombang capital inflow, apalagi dari pantauan televisi asing, investor asing menyambut positif pilpres ini," kata Tony.
Menurut Tony, sebelum pilpres, perekonomian Indonesia telah memiliki landasan yang kokoh untuk berkembang lebih cepat. Dibandingkan negara-negara kawasan yang perekonomiannya kontraktif, Indonesia dipandang sebagai tempat investasi yang atraktif. Karena itu, kata dia, aliran modal global akan segera masuk kembali sehingga menaikkan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, kurs rupiah, serta membantu penurunan suku bunga bank melalui kemelimpahan likuiditas.
Pada semester II-2009, pertumbuhan ekonomi, menurut Tony, bisa didorong sedikit di atas 4 persen meski masih di bawah 4,5 persen, apalagi jika nanti pemenang pilpres bisa membentuk kabinet yang bagus.
Selanjutnya, investor PMDN dan PMA yang semula wait and see akan mantap untuk segera mengeksekusi proyek-proyeknya, begitu juga bank-bank mulai berani mendorong kredit.
Sementara itu, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan, IHSG dalam dua hari ke depan akan melejit cepat. "Krisis yang melanda ekonomi Indonesia sudah mencapai dasar pada Maret lalu. Ke depan, ekonomi akan cenderung tumbuh lebih cepat. Apalagi, bila suku bunga pinjaman bisa turun," kata Purbaya.

 

Sumber Kompas.Com, Kamis 9 Juli 2009



Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!

Jumat, 03 Juli 2009

JURNAL PPDB SMAN 3 BREBES

JURNAL PPDB SMAN 3 BREBES
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
KAMIS 2 JULI 2009
JAM 10.00 WIB

JUMLAH PENDAFTAR 648 SISWA
NILAI TERTINGGI : 34,15
NILAI TERENDAH : 18,87

NILAI DIBAWAH 26,00, SKHUN BISA DIAMBIL DI PANITIA.

KET : SETELAH JAM 10.00 WIB TIDAK ADA JURNAL LAGI
PENGUMUMAN TANGGAL 6 JULI 2009 JAM 08.00 WIB DI SMAN 3 BREBES.