Senin, 29 Maret 2010

UN SMA, 99 Persen Bocoran Cocok

KEDIRI, KOMPAS.com — Pengusutan terhadap beredarnya kunci jawaban ilegal ujian nasional tingkat SMA di Kota Blitar, Jawa Timur, oleh aparat polresta mulai membuahkan hasil. Ternyata, 99 persen kunci jawaban itu cocok dengan hasil pengerjaan soal. Akurasi bocoran kunci jawaban itu diketahui setelah aparat kepolisian membandingkannya dengan hasil pengerjaan soal UN oleh para guru.

"Dari hasil perbandingan tersebut, diketahui bocoran jawaban melalui pesan singkat atau SMS yang beredar, sekitar 99 persen cocok atau sesuai dengan jawaban yang benar menurut pengerjaan para guru yang dikoordinasi pihak dinas pendidikan daerah (dikda)," kata Kasat Reskrim Polresta Blitar Ajun Komisaris Purdiyanto, Minggu (28/3/2010).

Purdiyanto menambahkan, pencocokan memang tidak mungkin dilakukan dengan kunci jawaban UN yang asli. Sebab, kunci jawaban yang asli tidak bisa diminta sembarangan, tetapi harus seizin dinas pendidikan provinsi.

"Oleh karena itu, kami coba membandingkan dengan hasil pengerjaan yang benar oleh para guru," katanya.

Dari hasil pemeriksaan terhadap tiga siswa dari sebuah SMA swasta di Kota Blitar yang diperiksa terkait kasus itu, pekan lalu, diketahui bahwa kunci jawaban ilegal ternyata berasal dari Surabaya.

Tiga siswa Kota Blitar yang diperiksa itu adalah Ek (17), Nw (17), dan Os (17). Terungkap bahwa SMS jawaban pertama kali diperoleh Ek. Sedangkan Ek mengaku mendapat kiriman SMS itu dari seorang pelajar SMA di Surabaya.

Perolehan kiriman SMS kunci jawaban itu juga unik karena terjadi tidak sengaja. Ek mengaku mendapatkan SMS kunci jawaban sebagai hasil barter (tukar-menukar) dengan chip game online level tertentu yang nilainya Rp 1,5 juta.

"Pengirim SMS kunci jawaban itu adalah sesama penggemar game online dari Surabaya," kata Purdiyanto.

Setelah memeriksa Ek, Nw, dan Os pada Rabu pekan lalu, polisi selanjutnya memburu si pengirim SMS di Surabaya. Perburuan dilakukan melalui pelacakan nomor ponsel yang masuk ke dalam ponsel milik Ek. Hasilnya ditemukanlah Eo, pelajar salah satu SMA swasta di Surabaya.

"Dia sudah kami mintai keterangan di Surabaya pada Jumat (26/3/2010) lalu serta mengakui kalau dia yang mengirimkan kunci jawaban UN tersebut kepada Ek di Blitar," ucap Kasat Reskrim.

Namun, tatkala dikejar dari mana sumber kunci jawaban yang dikirimkannya itu, Eo mengaku bahwa dirinya juga mendapatkannya dari orang lain, melalui SMS pula.

Menurut pengakuan Eo, dirinya juga tak mengenal identitas orang lain tersebut. Akibatnya, polisi kesulitan melacak langsung sumber asalnya.

"Tapi, kami sedang berupaya, bekerja sama dengan pihak operator seluler meminta rekaman SMS yang keluar masuk dari ponsel Eo," katanya.

Menurut Purdiyanto, tampaknya ada upaya Eo untuk memutuskan rantai kebocoran itu pada dirinya. Namun, pihaknya tidak akan menyerah dan akan terus memburu siapa sumber awalnya.

Jika terungkap nanti, pembocor bisa dijerat Pasal 322 KUHP tentang membocorkan rahasia dengan ancaman hukuman penjara maksimal dua tahun.

"Kami akan terus dalami sampai bisa mengungkap siapa sumbernya," ujarnya.

Beredarnya bocoran kunci jawaban UN ilegal di Kota Blitar mulai terdengar polisi pada 22 Maret lalu atau hari pertama UN SMA. Setelah melakukan pelacakan, pada 24 Maret polisi akhirnya memeriksa Ek, warga Perum BTN Wisma Indah, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul.

Ek ternyata sudah menyebarkan SMS bocoran jawaban itu kepada teman perempuannya, Nw, warga Kelurahan/Kecamatan Sanan Wetan, serta kepada Os.

Sementara itu, saat dimintai tanggapannya tentang temuan polisi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kota Blitar Pratignyo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian dan sekolah dari para siswa yang tersangkut.

"Apakah memang benar yang didapatkannya itu kunci jawaban UN atau palsu, biar polisi menyelidikinya sampai tuntas dulu," ungkap Pratignyo.

Senin, 22 Maret 2010

Ujian Nasional Diduga Bocor

Ujian nasional diduga bocor

Image
Foto: Weynes
BREBES - Soal ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Brebes diduga bocor. Para peserta UN mengaku mendapatkan bocoran jawaban dari guru bidang studi melalui fasilitas handphone (hp) atau lintingan kertas.Informasi yang diperoleh Wawasan, menyebutkan UN yang sengaja dibocorkan terjadi di SMKN 1 Kersana, SMKN 1 Bulakamba, SMK Bisma Kersana, serta SMK Nurul Islam Larangan. Selain juga terjadi di SMAN 1 Banjarharjo, SMAN 1 Losari, SMAN 1 Tanjung, serta SMAN 1 Larangan.’’UN yang mengerjakan guru bidang studinya kemudian disebarkan lewat hp atau lintingan kertas. Sampul hasil ujian juga tidak diberi lem oleh pengawas,’’ ujar sumber Wawasan, Senin (22/3), pagi tadi.

Hasil tes diperiksa manakala banyak yang salah akan diganti di ruang sekretariat dengan lembar jawaban komputer (LJK) baru dan jawabannya benar. Pengawas dan tim independen, lanjutnya, nyaris tidak berfungsi karena sudah distel bagaikan boneka karena hanya diam saja.

Sumber lain mengatakan, MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah) juga berbuat curang untuk membantu peserta UN dengan memberikan jawaban lewat SMS atau lintingan kertas. Pengawas juga sudah distel pihak kepala sekolah masing-masing. ’’Kapasitas guru PNS sertifikasi tidak ada artinya,’’ ujar dia.

Sementara, Sekretaris UN/UASBN Dinas Pendidikan Pemkab Brebes, Duhri Abdurochim SSos, mengaku belum mengetahui ada kebocoran soal UN SMA/SMK di Brebes. ”Jumlah naskah soal dan LJK sudah sesuai kebutuhan. Sebelumnya kami juga mengusulkan naskah soal dan LJK cadangan sebanyak 10 persen, tapi hanya mendapat 3 persen saja,” kata dia.

Menurut dia, pendistribusian soal-soal UN tergolong ketat sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya kebocoran soal dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Dijelaskan, pendistribusian soal-soal UN SMA dibagi menjadi tiga rayon meliputi SMAN 1 Brebes, SMAN 1 Tanjung serta SMAN 1 Bumiayu. Sedangkan untuk SMK dibagi dua rayon, yaitu SMKN 1 Brebes dan SMK Kerabat Kita Bumiayu.

Wakil Bupati, Agung Widyantoro SH MSi bersama rombongan turut memantau pelaksanaan UN di SMAN 1 Brebes dan MAN 1 Brebes di kompleks Islamic Center.

Sementara itu menurut sumber panitia UN tingkat Jateng menyebutkan, bahwa tidak ada kebocoran UN di Brebes. Panitia sudah melakukan cek ke lapangan dan informasi yang didapat menyatakan bahwa itu hanya isu saja. ”Pelaksanaan UN di Brebes berjalan lancar,” ujar sumber.

BSNP memantau
Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Senin (22/3) pagi tadi menerjunkan seluruh anggotanya untuk menginspeksi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) hari pertama SMA/MA dan yang sederajat. Inspeksi ini untuk memastikan, tidak adanya kecurangan atau kebocoran soal.

Salah satu lokasi yang diperiksa adalah di SMAN 1 Semarang, satu tim dari BSNP melakukan pengecekan sejak pukul 08.00 saat UN baru dilaksanakan. Kepala SMAN 1 Semarang, Bambang Nianto Mulyo juga membenarkan hal itu.

’’Kami yakin ujian akan berjalan lancar, terlebih kami juga telah berkali-kali melakukan pembekalan pada pengawas ruang. Tidak boleh ada siapa pun yang masuk ke ruang ujian selain peserta dan pengawas,’’ katanya Senin pagi tadi.

Dari pantauan Wawasan di sejumlah sekolah, pelaksanaan UN berjalan lancar. Kendati demikian, sejumlah siswa terlihat tegang saat mengerjakan soal-soal UN pada hari pertama. Proses pendistribusian soal juga dijamin berjalan lancar.

Kota Semarang, terdapat sejumlah sekolah yang ditunjuk sebagai subrayon untuk mendistribusikan soal. Di antaranya, subrayon 01 SMAN 1 Semarang, subrayon 02 SMAN 2 Semarang, subrayon 03 SMAN 6 Semarang, subrayon 04 SMAN 4 Semarang dan subrayon 05 MAN 1 Semarang.

Sementara itu, UN hari pertama yang digelar serentak, di Jateng diikuti sebanyak 3.093.314 peserta dari tingkat SMA/MA/SMALB/SMK. Jumlah tersebut terdiri atas 162.733 siswa SMA/- MA/SMALB, dan 146.581 siswa SMK.

Ketua Panitia UN tingkat Jateng, Nurhadi Amiyanto, mengatakan pihaknya siap menggelar Ujian Nasional (UN) di Jateng sesuai pos dan jadwal yang ditetapkan Badan Nasional Standardisasi Pendidikan (BNSP).

Sumber Wawasan 22 Maret 2010